Banda Aceh – Pada debat kandidat kedua di Amel Convention, Banda Aceh, para kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2017-2022 disuguhkan pertanyaan yang sama terkait perempuan dan anak.
Mereka ditanyai langkah apa yang akan dilakukan para kandidat terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang kerap alami diskriminasi dan kekerasan.
Pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Tarmizi A. Karim dan Machsalmina Ali menjawab, kegiatan konseling harus ditingkatkan untuk permasalahan kekerasan perempuan dan anak. Kemudian kepada anak, pendidikan karakter mereka nilai sangat penting untuk membuat akhlaqul karimah.
Menurut paslon nomor urut 2, Zakaria Saman dan T. Alaidinsyah, pemberdayaan dan perlindungan kaum rentan seperti perempuan dan anak membutuhkan peran ulama, cendikia, masyarakat, dan seluruh stakeholder. “Kemudian kekuatan hukum harus jelas sesuai yang berlaku,” ujar calon Wakil Gubernur Aceh, Alaidinsyah.
Abdullah Puteh dan Sayed Mustafa sebagai paslon nomor urut 3 mengatakan, mereka yang belum mendapat kesempatan dalam pembangunan harus diajak untuk turut bersama-sama membangun Aceh. “Misalnya dengan membuat lahan-lahan pertanian,” ujar Abdullah Puteh.
Bagi paslon nomor urut 4, Zaini Abdullah dan Nasaruddin, terkait persoalan perlindungan anak, mereka berpendapat, kekerasan dan pendidikan akhlak, baik di madrasah, pesantren, hingga rumah tangga harus lebih ditingkatkan.
Saat giliran paslon nomor lima Muzakkir Manaf dan TA Khalid tidak menjawab pertanyaan ini, mereka belum hadir di lokasi debat kandidat karena sedang dalam perjalanan menuju lokasi debat.
Menurut paslon nomor urut 6, Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah, penegakan hukum negara penting untuk perlindungan dan pemberdayaan anak dan perempuan. Nova Iriansyah mengatakan, perempuan dan anak harus membentengi diri terhadap hal-hal yang bersifat negatif.
“Kita adalah daerah syariah, tentu ajaran Islam sudah megatur tentang hal ini,” ujarnya.
Debat yang berlangsung pada Rabu malam, 11 Januari 2017 itu disiarkan langsung oleh TVRI. Debat kandidat kedua ini mengangkat tema Mencari Pemimpin Visioner. [Hadi | MC KIP Aceh]
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ini Kata Kandidat
Banda Aceh – Pada debat kandidat kedua di Amel Convention, Banda Aceh, para kandidat Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2017-2022 disuguhkan pertanyaan yang sama terkait perempuan dan anak.
Mereka ditanyai langkah apa yang akan dilakukan para kandidat terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang kerap alami diskriminasi dan kekerasan.
Pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Tarmizi A. Karim dan Machsalmina Ali menjawab, kegiatan konseling harus ditingkatkan untuk permasalahan kekerasan perempuan dan anak. Kemudian kepada anak, pendidikan karakter mereka nilai sangat penting untuk membuat akhlaqul karimah.
Menurut paslon nomor urut 2, Zakaria Saman dan T. Alaidinsyah, pemberdayaan dan perlindungan kaum rentan seperti perempuan dan anak membutuhkan peran ulama, cendikia, masyarakat, dan seluruh stakeholder. “Kemudian kekuatan hukum harus jelas sesuai yang berlaku,” ujar calon Wakil Gubernur Aceh, Alaidinsyah.
Abdullah Puteh dan Sayed Mustafa sebagai paslon nomor urut 3 mengatakan, mereka yang belum mendapat kesempatan dalam pembangunan harus diajak untuk turut bersama-sama membangun Aceh. “Misalnya dengan membuat lahan-lahan pertanian,” ujar Abdullah Puteh.
Bagi paslon nomor urut 4, Zaini Abdullah dan Nasaruddin, terkait persoalan perlindungan anak, mereka berpendapat, kekerasan dan pendidikan akhlak, baik di madrasah, pesantren, hingga rumah tangga harus lebih ditingkatkan.
Saat giliran paslon nomor lima Muzakkir Manaf dan TA Khalid tidak menjawab pertanyaan ini, mereka belum hadir di lokasi debat kandidat karena sedang dalam perjalanan menuju lokasi debat.
Menurut paslon nomor urut 6, Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah, penegakan hukum negara penting untuk perlindungan dan pemberdayaan anak dan perempuan. Nova Iriansyah mengatakan, perempuan dan anak harus membentengi diri terhadap hal-hal yang bersifat negatif.
“Kita adalah daerah syariah, tentu ajaran Islam sudah megatur tentang hal ini,” ujarnya.
Debat yang berlangsung pada Rabu malam, 11 Januari 2017 itu disiarkan langsung oleh TVRI. Debat kandidat kedua ini mengangkat tema Mencari Pemimpin Visioner. [Hadi | MC KIP Aceh]