Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Rabu (23/3) lalu.
Pilkada Aceh yang akan digelar serentak pada februari 2017 mendatang menjadi momentum yang sangat berharga bagi penyelenggara pemilu di aceh. Pasalnya, hajatan pemilihan kepala daerah secara langsung dan serentak tersebut berada digelombang pertengahan dari gelombang pertama yang sudah dilaksanakan dan gelombang ketiga direncanakan pada 2020 mendatang.
Hingar bingarnya pilkada yang menuai permasalahan yang terjadi di daerah lain, bisa dihindari dalam Pilkada yang akan datang khususnya Provinsi Aceh sehingga tidak ada konflik yang menguras waktu, energi, dan biaya. Hal tersebut disampaikan oleh Komisioner KIP Aceh Hendra fauzi disela sambutannya pada pembukaan FGD yang bertemakan “Refleksi Pilkada 2015 Menuju Pilkada Aceh 2017”.
“Kita patut bersyukur karena pilkada serentak yang berlangsung di aceh dalam gelombang kedua pada februari 2017 mendatang, membuat kita (KIP Aceh – Red) memiliki kesempatan merancang pilkada yang lebih berkualitas. Persiapan panjang dan pelajaran dari daerah lain yang telah menyelenggarakan pemilu secara serentak dibeberapa daerah pada waktu yang lalu haruslah menjadi spirit bagi seluruh stakeholder terutama penyelenggara pemilu dan pemerintah Aceh sebagai Fasilitator penyelenggaraan Pilkada diharapkan dapat berkomitmen agar menggapai pilkada aceh yang minus masalah termasuk konflik regulasi seperti pengalaman masa lalu” ujar ketua divisi sosialisasi dan pendidikan pemilih.
Forum yang berlangsung selama lima jam tersebut dihadiri oleh kalangan akademisi, LSM, Jurnalis dan beberapa stakeholder yang terlibat didalam penyelenggaraan pilkada aceh nantinya.
Berkaca dari pengalaman masalalu, Dirinya juga mengharapkan agar seluruh pihak yang nantinya terlibat didalam pertarungan tersebut, agar dapat menjalani persaingan secara professional sehingga tidak terjadi lagi Pilkada diwarnai tindak kekerasan. yang akan menciderai hajatan demokrasi dan Perdamaian yang telah tercipta di Aceh.
“kiranya tidak perlu terulang lagi goresan kelam masalalu. Untuk itu, tentu saja semua pihak yang berkepentingan harus bekerja keras mulai sekarang membiarkan pertarungan politik terjadi secara professional dan egaliter” tutupnya. (yudi)
KIP ACEH RANCANG PILKADA BERKUALITAS
Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, Rabu (23/3) lalu.
Pilkada Aceh yang akan digelar serentak pada februari 2017 mendatang menjadi momentum yang sangat berharga bagi penyelenggara pemilu di aceh. Pasalnya, hajatan pemilihan kepala daerah secara langsung dan serentak tersebut berada digelombang pertengahan dari gelombang pertama yang sudah dilaksanakan dan gelombang ketiga direncanakan pada 2020 mendatang.
Hingar bingarnya pilkada yang menuai permasalahan yang terjadi di daerah lain, bisa dihindari dalam Pilkada yang akan datang khususnya Provinsi Aceh sehingga tidak ada konflik yang menguras waktu, energi, dan biaya. Hal tersebut disampaikan oleh Komisioner KIP Aceh Hendra fauzi disela sambutannya pada pembukaan FGD yang bertemakan “Refleksi Pilkada 2015 Menuju Pilkada Aceh 2017”.
“Kita patut bersyukur karena pilkada serentak yang berlangsung di aceh dalam gelombang kedua pada februari 2017 mendatang, membuat kita (KIP Aceh – Red) memiliki kesempatan merancang pilkada yang lebih berkualitas. Persiapan panjang dan pelajaran dari daerah lain yang telah menyelenggarakan pemilu secara serentak dibeberapa daerah pada waktu yang lalu haruslah menjadi spirit bagi seluruh stakeholder terutama penyelenggara pemilu dan pemerintah Aceh sebagai Fasilitator penyelenggaraan Pilkada diharapkan dapat berkomitmen agar menggapai pilkada aceh yang minus masalah termasuk konflik regulasi seperti pengalaman masa lalu” ujar ketua divisi sosialisasi dan pendidikan pemilih.
Forum yang berlangsung selama lima jam tersebut dihadiri oleh kalangan akademisi, LSM, Jurnalis dan beberapa stakeholder yang terlibat didalam penyelenggaraan pilkada aceh nantinya.
Berkaca dari pengalaman masalalu, Dirinya juga mengharapkan agar seluruh pihak yang nantinya terlibat didalam pertarungan tersebut, agar dapat menjalani persaingan secara professional sehingga tidak terjadi lagi Pilkada diwarnai tindak kekerasan. yang akan menciderai hajatan demokrasi dan Perdamaian yang telah tercipta di Aceh.
“kiranya tidak perlu terulang lagi goresan kelam masalalu. Untuk itu, tentu saja semua pihak yang berkepentingan harus bekerja keras mulai sekarang membiarkan pertarungan politik terjadi secara professional dan egaliter” tutupnya. (yudi)