Banda Aceh – Empat pejabat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur mengunjungi Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Kamis 28 Desember 2016. Mereka yang terdiri dari tiga komisioner dan satu pegawai sekretariat berada di Aceh selama empat hari sejak Rabu kemarin.
Mereka yang ikut studi banding tersebut adalah Komisioner KPU NTT Yosafat Koli, Thomas Dohu, dan Gasim, serta Kepala Bagian Program, Data, Organisasi dan SDM KPU NTT Mulyadi.
Yosafat Koli mengatakan, mereka memilih kunjungi Aceh karena relatif mempunyai kesamaan dengan daerah NTT, di antaranya jumlah pemilih. Di Provinsi NTT, pemilih berkisar antara 3-4 juta. Di NTT juga terdapat 22 kabupaten/kota, selisih 1 angka dari Provinsi Aceh.
Selain itu, dalam mekanisme pengelolaan juga diperkirakan akan memiliki kesamaan masalah, karena NTT pada 2018 akan melangsungkan Pilkada serentak di kabupaten/kota serta provinsi.
“Juga mekanisme rekapitulasi, verifikasi faktual, dan verifikasi administrasi di KPU Provinsi. Mengenai itu ingin kami lakukan tukar-menukar pikiran dengan KIP Aceh,” ujar Yosafat di Aula KIP Aceh.
Mengenai pengelolaan DPT di KIP Aceh juga menarik perhatian pihaknya. Hari ini, Kamis siang, KIP Aceh mengubah DPT yang telah ditetapkan pada 8 Desember 2016 lalu. Perubahan DPT itu dikarenakan ada rekomendasi Panwaslih di tiga kabupaten tentang perubahan jumlah pemilih akibat ada yang meninggal, ganda, dan lainnya. “Itu menarik untuk dikaji dan kita amati,” kata Yosafat.
Pembelajaran yang pihaknya dapat dari KIP Aceh akan digunakan untuk melakukan Pilkada 2018 yang lebih baik di NTT. Selain ke Aceh, Komisoner KPU NTT juga mengunjungi KPU Jambi.
Ketua KIP Aceh, Ridwan Hadi mengatakan sebuah kehormatan dikunjungi oleh rekan-rekan dari KPU NTT. “Kalau penerimaan kami kurang maksimal, mohon dimaafkan,” katanya.
Menurutnya, KIP Aceh sangat terbuka menerima KPU NTT dan siap berbagi pengalaman untuk melaksanakan demokrasi yang lebih baik di kedua daerah khususnya. Pada kesempatan tersebut, KIP Aceh dan KPU NTT ikut menukar cinderamata dengan suasana yang penuh keakraban. [Hadi | MC KIP Aceh]
KPU NTT Study Banding ke KIP Aceh
Banda Aceh – Empat pejabat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur mengunjungi Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, Kamis 28 Desember 2016. Mereka yang terdiri dari tiga komisioner dan satu pegawai sekretariat berada di Aceh selama empat hari sejak Rabu kemarin.
Mereka yang ikut studi banding tersebut adalah Komisioner KPU NTT Yosafat Koli, Thomas Dohu, dan Gasim, serta Kepala Bagian Program, Data, Organisasi dan SDM KPU NTT Mulyadi.
Yosafat Koli mengatakan, mereka memilih kunjungi Aceh karena relatif mempunyai kesamaan dengan daerah NTT, di antaranya jumlah pemilih. Di Provinsi NTT, pemilih berkisar antara 3-4 juta. Di NTT juga terdapat 22 kabupaten/kota, selisih 1 angka dari Provinsi Aceh.
Selain itu, dalam mekanisme pengelolaan juga diperkirakan akan memiliki kesamaan masalah, karena NTT pada 2018 akan melangsungkan Pilkada serentak di kabupaten/kota serta provinsi.
“Juga mekanisme rekapitulasi, verifikasi faktual, dan verifikasi administrasi di KPU Provinsi. Mengenai itu ingin kami lakukan tukar-menukar pikiran dengan KIP Aceh,” ujar Yosafat di Aula KIP Aceh.
Mengenai pengelolaan DPT di KIP Aceh juga menarik perhatian pihaknya. Hari ini, Kamis siang, KIP Aceh mengubah DPT yang telah ditetapkan pada 8 Desember 2016 lalu. Perubahan DPT itu dikarenakan ada rekomendasi Panwaslih di tiga kabupaten tentang perubahan jumlah pemilih akibat ada yang meninggal, ganda, dan lainnya. “Itu menarik untuk dikaji dan kita amati,” kata Yosafat.
Pembelajaran yang pihaknya dapat dari KIP Aceh akan digunakan untuk melakukan Pilkada 2018 yang lebih baik di NTT. Selain ke Aceh, Komisoner KPU NTT juga mengunjungi KPU Jambi.
Ketua KIP Aceh, Ridwan Hadi mengatakan sebuah kehormatan dikunjungi oleh rekan-rekan dari KPU NTT. “Kalau penerimaan kami kurang maksimal, mohon dimaafkan,” katanya.
Menurutnya, KIP Aceh sangat terbuka menerima KPU NTT dan siap berbagi pengalaman untuk melaksanakan demokrasi yang lebih baik di kedua daerah khususnya. Pada kesempatan tersebut, KIP Aceh dan KPU NTT ikut menukar cinderamata dengan suasana yang penuh keakraban. [Hadi | MC KIP Aceh]